Saturday, April 2, 2016

refleksi

20 tahun lagi...banggakah kita terhadap diri kita di 20 tahun sebelumnya?

Thursday, August 29, 2013

Thursday, October 4, 2012

mengenang..

percaya atau ngga,ini adalah post tulisan pertama kali saya disalah satu blog tabloid swadaya milik mahasiswa ITS,saat itu saya mengangkat tulisan berupa pandangan saya terhadap salah satu tokoh yang saya jadikan "rule of thinking", bukan berarti menelan mentah,banyak yang harus dicerna dan disaring inspirasi yang muncul dari dia. believe it or not..tulisan pertama saya ini malah banyak mengundang komentar nyinyir karena mengidolakan salah satu tokoh panutan-terfilter saya.and i'm proud of those unwashed masses,mehhh

Sabtu, 12 November 2011

Hip Hop Adalah Megaphone, MC Adalah Orator; Ucok a.k.a Morgue Vanguard (HOMICIDE)


Oleh: Bung Faza*
“Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api/Bahwa di atas langit masih terdapat lapisan langit/Bahwa di atas langit masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis/Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi” (HOMICIDESiti Jenar Cipher Drive)
Tahun pertama berkuliah di ITS, dengan segala macam gombalan-gombalan tentang mahasiswa, sempat membuat jenuh dan terkadang sedikit penasaran. Tak sengaja menemukan band yang cukup unik di salah satu jejaring sosial musik. Sebuah gaya baru dalam memahami pergerakan mahasiswa. Hip hop! sedikit tidak nyambung, tapi sangat inspiratif sekali.

Ialah Homicide. Band indie asal bandung beraliran hip hop yang memiliki ujung tanduk bernama Ucok a.k.a Morgue Vanguard. Benar-benar menemukan jalannya sendiri agar suaranya bisa didengar banyak orang. Lirik-lirik politis, kasar, sarkas, blak-blakan, begitu kuat, cerdas, tajam-menyilet dan tanpa basa-basi menampar status quo baik dalam bentuk tradisi hip hop lokal yang menyebalkan, hingga tradisi musik politik yang selalu begitu-begitu saja. Mereka menyuguhkan sesuatu yang benar-benar baru bagi saya. Politik yang menyebalkan ditangan (mungkin lebih tepat di “mulut”) diubahnya mereka menjadi begitu “rock n roll”
Sebelumnya, Ucok sendiri pernah tergabung dalam partai (PRD), tetapi karena kejeniusan analisisnya terhadap sesuatu yang quo, akhirnya dia memilih keluar. Yang menarik adalah begitu keras lirik-liriknya, baik tentang elit politik, ideologi, maupun agama. Pernah ada selentingan dari FPI bahwa “darah Ucok adalah halal“. Memang, begitu idealisnya dia tidak peduli dengan terror-teror yang ilancarkan FPI. Justru idealisme yang dimilikinya membuat Ucok sampai sekarang terus berkarya“dakwah dalam lirik.”
Orang ini sangat membenci band Coklat, karena dianggap meremehkan ideologi bangsa, mengkomersilkan nasionalismenya, nasionalis yang diumbar akan berujung pada hilangnya nilai-nilai yang terkandung. Ntah gaya berpikir apa yang Ucok jalani!
Dalam beberapa lagunya, dia sering mengangkat isu HAM yg terjadi pada tahun 1998, lepas tangannya kasus Munir, bergejolaknya Palestina, dan segerombolan orang tak berlogika meneriakkan Tuhan sambil membawa parang!
Sayangnya, karena keterbatasan biaya dan keterlibatan personil dalam banyak pergerakan. Homicide akhirnya bubar, meskipun akhirnya Ucok membuat proyek solo dengan tipe sama, Triggermortis.
Memang faktanya, tokoh ini sangat menginspirasi saya dari berbagai sisi. Dari sisi idealisme: saya jadi lebih terinspirasi untuk lebih berpikir rasional, tanpa memandang suara orang lain tapi tetap memperhatikan, menghargai pendapat dan kepentingan orang lain. Kalau sampai ada yang menyentuh dan menggoyang zona nyaman kita, berkelahi sampai ”mati” bila perlu.
Dari sisi kepekaan lingkungan sekitar, saya terinspirasi untuk jadi lebih “melek” kekinian mengenai negara kita, apalagi sebagai pemuda! Banyak cara agar suara kita bisa didengar. Bahkan tanpa label apapun suara kita bisa didengar meskipun tidak langsung massive. Toh! mikir negara tidak harus selalu memiliki penampilan celana kain, rambut kelimis dengan kacamata tebal.
Dari sisi kebebasanmaksudnya kebebasan apapun dalam bertindak dan bersikap layaknya manusia. Kita bebas berpikir, berpendapat, tanpa ada orang lain yang berhak melarang hingga mengancam atas dasar apapun termasuk agama.
Inilah tokoh muda yang jarang dikenal orang, karena terlalu “bawah tanah”, anti-kapitalis, fuck dengan ketenaran dan tentunya tidak sama seperti band Coklat yang dengan gampangnya menjual nasionalismenya.
“Lupakan Columbus karena Bush dan Nike telah menemukan Amerika...” (Boombox Monger)

“Ekonomi membuat kami mendefinisikan otonomi pada mesin fotokopi...”
(Boombox Monger)

“Karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah selangkangan Shanty jika kalian menyebut perang bagian dari dakwah..”
(Puritan)
“Buat saya, ada dua politik, yaitu politik pakai "P" besar, yang urusannya sama partai, pemilu, dewan, dsb. Yang pening lah kalau dipikirin. Nah, kita sebenarnya bisa ngomongin politik yang pakai "p" kecil. Gimana cara kita mengorganisasi kawan-kawan kita, masyarakat terdekat, lalu punya kekuatan sendiri untuk mengubah sesuatu ke arah yang dianggap lebih baik. Paling tidak, nasib kita sendiri lah.” (Ucok)
“Politik saya lebih radikal dari politik ke-kiri-kirian yang tentu lebih ekstrim militansinya dari politik ke-kanan-kanan-an, dan tentu saja lebih fundamental dari semua fundamentalis yang lebih organik dari semua fondasi filsafat yang pernah lahir di muka bumi yang suka dijadiin ruang pembenaran buat orang-orang yang gemar memilih ditengah-tengah…” (Ucok)
*Ryan Faza-Teknik Sipil ITS